Panen Cabe Perdana Lewat Program Urban Farming

Senin, 23 Juli 2018 – 23:54:19 WIB ( Sumber : https://www.haluankepri.com/news/detail/113562/panen-cabe-perdana-lewat-progran-urban-farming)

BATAM (HK) – Siswa-siswi di SMPN 6 Batam bersuka cita saat memanen cabe yang sudah memerah matang. Hasil panen cabe dari bercocok tanam lewat program Urban Farming Bank Indonesia (BI) ini, hampir mencapai 10 kg. Mereka beramai-ramai turut mengemas cabe dan dijual kepada guru serta rekan-rekannya.

Tanaman cabe berada dimuka sekolah tepatnya samping lapangan basket berukuran kira-kira sekitar 3 m x 5 M tumbuh subur. Sekitar tanaman dipagar dengan jaring plastik warna hitam. Namun hampir setiap hari guru sebagai tim yang bertanggungjawab bersama siswa rutin menyirami serta memberi pupuk.  

“Ini panen perdana kita, karena sebagian buah cabe sudah pada memerah. Mungkin sekitar tiga atau empat hari lagi kita akan memanen lagi,” ujar Suroso selaku penanggungjawab kegiatan lomba Urban Farming SMPN Batam, Senin (23/7).

Tak hanya SMPN 6 Batam saja yang turut serta dalam kegiatan Urban Farming ini, masih banyak sekolah lain yang mengambil bagian karena merupakan lomba yang dinilai oleh BI. “Katanya tanggal 4 Agustus merupakan penilaian terakhir dilakukan BI. Namun beberapa waktu lalu sudah ada tim penilaian juga sebelum cabe-cabe ini berbuah,” kata Suroso disela-sela menen cabe bersama guru dan siswa lainnya.

Dikatakan Suroso, bahwa cabe yang mereka tanam sebanyak 3 jenis, mulai dari cabe rawit hijau, cabe setan, dan cabe kriting. Namun disamping itu ada juga terdapat tanaman tumpang sari lainnya, berupa sayuran sawi dan oyong, serta bunga matahari.

Menurutnya, bahwa kegiatan Urban Farming BI ini selain dirinya ada juga guru lain ditunjuk kepala sekolah, Asran noveri, dan Herlina Syam. Karena program ini selain dilombakan, juga mengandung edukasi bagi siswa dalam bercocok tanam, serta memasarkan hasil panen tanaman.“Program Urban Farming ini sangat bermanfaat sebagai edukasi cara bercocok tanam dan memanfaatkan lahan sempit. Jadi ilmunya bukan hanya siswa saja, tapi guru juga mendapat ilmu baru,” katanya.

Para siswa juga, kata Suroso tidak hanya diajarkan cara merawat dan memanen tanaman saja, melainkan diajarkan bagaimana membuat hasil panen tersebut berkualitas dan mempunyai nilai jual. Salah satunya diajarkan cara memberikan nutrisi pada tanaman setiap seminggu.

“Intinya pembelajaran dari Urban Farming di sekolah ini, bisa siswa terapkan dirumahnya sendiri, supaya bisa memaksimalkan lahan sempit tetapi ada nilai ekonomis. Para siswa juga kita ajarkan berwirawasta. Hasil panen tanaman bisa mereka jual,” ucapnya.

Suroso berharap, dengan mengajarkan cara cocok tanam dan mengenal berbagai jenis tanaman sayuran serta buah-buahan melalui program Urban Farming ini,  para siswa lebih suka bertanam dan menyukai alam. Karena ia menilai sejauh ini, banyak para siswa yang kurang tahu sumber pangan yang dikonsumsinya sehari-hari, terutama sayuran. Sehingga kurang berminat untuk bercocok tanam. (Editing by Henri))

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *