Foto adalah saksi bisu bagi kejadian. Foto pun bisa bercerita secara jujur akan sebuah peristiwa. Tak jarang hasil jepretan yang tidak disengaja kelak bisa menjadi bukti sejarah. Banyak didapati bahwa keahlian memotret bisa menghasilkan peluang dalam kehidupan. Namun jangan salah, tak sembarang orang memiliki bakat alami untuk bisa mengkonsep gambar. Banyak yang hobi memotret tapi tak banyak yang benar – benar bisa menghasilkan karya foto bernilai. Foto yang mengandung nilai human interest dan memiliki news value dinamakan foto jurnalistik.
Foto jurnalistik berbeda dengan fotografi lainnya. Foto jurnalistik adalah bagian dari dunia jurnalistik yang menggunakan bahasa visual untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat luas dan tetap terikat kode etik jurnalistik. Foto jurnalistik bukan sekadar jeprat-jepret semata. Ada etika yang selalu dijunjung tinggi, ada pesan dan berita yang ingin disampaikan, ada batasan batasan yang tidak boleh dilanggar, dan ada momentum yang harus ditampilkan dalam sebuah frame. Hal terpenting dari fotografi jurnalistik adalah nilai-nilai kejujuran yang selalu didasarkan pada fakta obyektif semata. Pengakuan karya foto sebagai karya jurnalistik tidak secepat karya tulisan.
Sebagai salah satu kegiatan diluar jam pelajaran di SMP Negeri 6 Batam, Ekstrakurikuler Jurnalistik sering menyelenggarakan pelatihan bagi siswa pesertanya. Seperti pada Jumat 21 September lalu, para siswa diajak mengunjungi Kantor Harian Batam Pos untuk bertemu salah seorang wartawan foto senior sekaligus menggali ilmu dari sang ahli, R Yusuf Hidayat.
Sekitar sepuluh orang siswa terpilih mengikuti kegiatan tersebut. Bertempat di ruang rapat redaksi Batam Pos, para siswa mendengarkan penjelasan penuh antusias. Materi pelatihan yang mencakup teknik – teknik dasar fotografi menarik minat para siswa. Banyak pertanyaan diajukan. Hingga waktu dua jam berlalu tanpa terasa.